Showing posts with label Tazkiyatun Nafs. Show all posts
Showing posts with label Tazkiyatun Nafs. Show all posts

solat

Alhamdulillah ya Allah,,, to know U, to love U, to being love by U.. is the most awesome thing ever happen to me. As for me before this, i just know Allah as a God.. nothing less, nothing much. But, after several causes happen, i started to realize the One behind all those things happen in my whole life is U. The happiness cannot be replaced by any word.


May this happiness will never end.

To those who read this blog, there is only one message i wanna share.. its about our solat. If your solat make you become a discipline, honest, positive person.. so its look like you really care bout ur solat.. but if its the other way around... the solat is just a physical activities without meaning. try to improve in give some focus in our solat, so we will be a very visionary person in real life...

may Allah forgive all of us..

usah lari, tapi hadapi~

Masa berlalu pantas. Sungguh pantas sekali. Usah berasa hairan kerana itu adalah salah satu tanda kiamat.


Daripada Anas bin Malik r.a, baginda bersabda: "Tidak akan berlaku kiamat sehingga masa menjadi singkat, maka setahun dirasakan seperti sebulan dan sebulan dirasakan seperti seminggu dan seminggu dirasakan seperti sehari dan sehari dirasakan seperti satu jam dan satu jam dirasakan seperti satu petikan api". (riwayat Tarmizi)


Berbagai-bagai peristiwa yg berlaku sepanjang perjalanan hidup ini semakin banyak mengajarkan saya. Terima kasih Ya Allah, kerana sentiasa mentarbiyah diriku menjadi hamba-Mu yg sebenarnya.

Sedang umat islam masih dalam mood gembira menyambut hari raya, saya dan rakan-rakan universiti dikejutkan dengan berita kematian salah seorang sahabat kami Allahyarham Farhan Rafine. Berita itu benar-benar mengejutkan saya. Biarpun saya hanya seorang kawan sekelas, yg hanya memerhati dari jauh, tapi berita itu cukup memberi pengajaran pd saya.

Tambahan pula, semasa menjaga nenek di hospital sehari sebelum pulang ke UTP, saya melihat sendiri 2 jasad berpisah dengan roh masing2. Bermula dgn nafas yang kian berombak, mata yg memandang ke atas, ahli keluarga yg memenuhi segenap ruang katil menyebut-nyebut nama Allah ditelinga mereka... akhirnya innalillahiwainnailaihi rajiun..


saya terfikir sendiri..
bagaimanakah dengan kematian ku nanti?
adakah husnul khatimah?
apakah aku akan mati dalam maksiat?
atau aku akan mati dalam ibadah?
di saat-saat aku nazak, mampukah aku menyebut nama Allah?

akhirnya saya tewas, airmata ketakutan mengalir jua. nenek kehairanan melihat saya. Benarlah.. kematian itu sangat dekat dengan kita. Tapi kita sering lari dari memikirkannya. Berbagai-bagai alasan utk 'menyedapkan' hati dicipta;
aku masih muda la, sihat lagi kot
aku nak kawin dlu, baru bleh mati
tua aku taubat la
hidup hanya sekali, pehal nak sedih-sedih, enjoy ar

sebenarnya kita tidak mampu lari dari kenyataan bahawa 'kita akan mati'.

Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)
Maka pada saat akhir kematian kita merupakan bukti utk siapa hidup kita selama ini.

Jika hidup ini hanya memikirkan hiburan, maka akan terbayanglah dalam fikiran kita segala macam keseronokan yang pernah diperbuat,

Jika hidup ini, kita hanya menyintai manusia, maka manusia tidak mampu memberi pertolongan sedikit pun pd kita,

Jika hidup ini utk mencari wang, maka wang sudah tidak beerti lagi,

Tetapi jika hidup ini kita sentiasa mengingat Allah, maka pada hari kematian kita nanti akan dtg seorang malaikat yang tampan menjemput kita berjumpa Allah.
Sahabat sekalian, ingatlah sekali lagi bahawa 'kita akan mati'.

Saya akhiri dgn tanda2 bahawa kematian kita makin hampir..

100 hari : Seluruh badan rasa bergegar.

60 hari : Pusat rasa bergerak-gerak.

40 hari : Daun dengan nama orang yang akan mati di arash akan jatuh dan malaikat maut pun datang kepada orang dengan nama tersebut lalu mendampinginya sehingga saat kematiannya. Kadang-kadang orang yang akan mati itu akan merasa atau nampak kehadiran malaikat maut tersebut dan akan sering kelihatan seperti sedang rungsing.

7 hari : Mengidam makanan.

5 hari : Anak lidah bergerak-gerak.

3 hari : Bahagian tengah di dahi bergerak-gerak.

2 hari : Seluruh dahi rasa bergerak-gerak.

1 hari : Terasa bahagian ubun bergerak-gerak di antara waktu subuh and asar.

Saat akhir : Terasa sejuk dari bahagian pusat hingga ke tulang solbi (di bahagian belakang badan).

Seelok-eloknya bila sudah merasa tanda yang akhir sekali, mengucap dalam keadaan qiam and jangan lagi bercakap-cakap.

Allahua'lam.

Iman kelemasan.. help2~

Dear friends, do you have the symptoms below? It's shows that our iman is drowning.. Please do hold on to something so dat we can save our iman from DEATH..

  1. Terus menerus melakukan dosa dan tidak merasa bersalah
  2. Berhati keras dan tidak berminat untuk membaca Al-Qur'an
  3. Berlambat-lambat dalam melakukan kebaikan, seperti terlambat untuk melakukan shalat
  4. Meninggalkan sunnah
  5. Memiliki suasana hati yang goyah, seperti bosan dalam kebaikan dan sering gelisah
  6. Tidak merasakan apapun ketika mendengarkan ayat Al-Qur'an dibacakan, seperti ketika Allah mengingatkan tentang hukumanNya dan janji-janjiNya tentang kabar baik.
  7. Kesulitan dalam berdzikir dan mengingat Allah
  8. Tidak merasa risau ketika keadaan berjalan bertentangan dengan syari'ah
  9. Menginginkan jabatan dan kekayaan
  10. Kikir dan bakhil, tidak mau membagi rezeki yang dikaruniakan oleh Allah
  11. Memerintahkan orang lain untuk berbuat kebaikan, sementara dirinya sendiri tidak melakukannya.
  12. Merasa senang ketika urusan orang lain tidak berjalan semestinya
  13. Hanya memperhatikan yang halal dan yang haram, dan tidak menghindari yang makruh
  14. Mengolok-olok orang yang berbuat kebaikan kecil, seperti membersihkan masjid
  15. Tidak mau memperhatikan kondisi kaum muslimin
  16. Tidak merasa bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu demi kemajuan Islam
  17. Tidak mampu menerima musibah yang menimpanya, seperti menangis dan meratap-ratap di kuburan
  18. Suka membantah, hanya untuk berbantah-bantahan, tanpa memiliki bukti
  19. Merasa asyik dan sangat tertarik dengan dunia, kehidupn duniawi, seperti merasa resah hanya ketika kehilangan sesuatu materi kebendaan
  20. Merasa asyik (ujub) dan terobsesi pada diri sendiri



Don't scare bcoz there are many ways to save your iman from drowning.

  1. Tilawah Al-Qur'an dan mentadabburi maknanya, hening dan dengan suara yang lembut tidak tinggi, maka Insya Allah hati kita akan lembut. Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, yakinkan bahwa Allah sedang berbicara dengan kita.
  2. Menyadari keagungan Allah. Segala sesuatu berada dalam kekuasaannya. Banyak hal di sekitar kita yang kita lihat, yang menunjukkan keagunganNya kepada kita. Segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendakNya. Allah maha menjaga dan memperhatikan segala sesuatu, bahkan seekor semut hitam yang bersembunyi di balik batu hitam dalam kepekatan malam sekalipun.
  3. Berusaha menambah pengetahuan, setidaknya hal-hal dasar yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti cara berwudlu dengan benar. Mengetahui arti dari nama-nama dan sifat-sifat Allah, orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang berilmu.
  4. Menghadiri majelis-majelis dzikir yang mengingat Allah. Malaikat mengelilingi majels-majelis seperti itu.
  5. Selalu menambah perbuatan baik. Sebuah perbuatan baik akan mengantarkan kepada perbuatan baik lainnya. Allah akan memudahkan jalan bagi seseorang yang bershadaqah dan juga memudahkan jalan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Amal-amal kebaikan harus dilakukan secara kontinyu.
  6. Merasa takut kepada akhir hayat yang buruk. Mengingat kematian akan mengingatkan kita dari terlena terhadap kesenangan dunia.
  7. Mengingat fase-fase kehidupan akhirat, fase ketika kita diletakkan dalam kubut, fase ketika kita diadili, fase ketika kita dihadapkan pada dua kemungkinan, akan berakhir di surga, atau neraka.
  8. Berdo'a, menyadari bahwa kita membutuhkan Allah. Merasa kecil di hadapan Allah.
  9. Cinta kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala harus kita tunjukkan dalam aksi. Kita harus berharap semoga Allah berkenan menerima shalat-shalat kita, dan
    senantiasa merasa takut akan melakukan kesalahan. Malam hari sebelum tidur, seyogyanya kita bermuhasabah, memperhitungkan perbuatan kita sepanjang
    hari itu.
  10. Menyadari akibat dari berbuat dosa dan pelanggaran. Iman seseorang akan bertambah dengan melakukan kebaikan, dan menurun dengan melakukan
    perbuatan buruk.
  11. Semua yang terjadi adalah karena Allah menghendaki hal itu terjadi. Ketika musibah menimpa kita, itupun dari Allah.
Let's do it!!! Death never tell u when they're coming..



sabar dan redha

Ujian Allah itu sentiasa akan hadir pada hambaNya kerana Allah telah berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 155 dan 156


“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang sabar, (yaitu) orang orang yang apabila di timpa musibah mereka berkata innalillahi wa inna ilaihi rajiun (sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya lah kami kembali)”.


Dan natijah dari kesabaran itu, Allah berfirman dalam ayat berikutnya,


“Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang orang yang mendapat petunjuk”.


Benarlah ya Allah, bahawa kami adalah milikMu dan kepadaMu lah kami kembali. Ujian dan musibah apa pun yang berlaku kita sebagai hamba Allah sepatutnya redha dan bersangka baik pada Allah. Kerana Allah telah berfirman dalam surah,


Al-Baqarah ayat 216,


“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu,padahal itu baik bagimu,dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu”.


Sabda Rasulullah SAW:


" Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan (keuntungan), maka diberinya ia penderitaan."
(Bukhari dari Abu Hurairah)


xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


`Uqbah bin Abi Mu'aith, salah seorang pengikut Abu Jahal adalah orang yang paling banyak menyakiti Rasulullah SAW. Pada suatu hari, Abu Jahal mendesak para pengikutnya agar melakukan sesuatu yang boleh menyakiti baginda.


"Mengapa kamu mendiamkan saja najis unta si Fulan?" kata Abu Jahal.


Mendengar sindiran Abu Jahal itu, `Uqbah bin Abi Mu'aith segera bangun mengambil segenggam najis unta yang kemudian dicampakkan kepada Rasulullah SAW yang kebetulan pada waktu itu sedang sujud di depan Ka'bah. Tetapi perbuatan kejam itu tidak dihiraukan oleh Nabi SAW. Baginda tetap bersujud dengan khusyu' mengadap Allah SWT. Apabila Fatimah mengetahui peristiwa tersebut, ia segera datang menghampiri ayahnya dan membersihkan najis yang bergelumang di seluruh tubuh ayahnya itu. Penghinaan `Uqbah ini tetap dihadapi dengan sabar dan tawakkal kepada Allah.


Subhanallah, tidak sebesar mana pun ujian Allah kepada kita berbanding ujian Allah pada Rasullullah. Hanya dikecewakan dengan sedikit keputusan yang tidak seperti yang diinginkan.


Allah berfirman di dalam al-Qur'an:

" Sesungguhnya, Allah bersama orang-orang yang sabar. "
(al-Baqarah:153)


Menurut Rasulullah SAW, ada empat jenis sabar iaitu:


i.Sabar menanggung beratnya melaksanakan kewajipan. Kewajipan di dalam Islam itu ada banyak sekali seperti kewajipan mengerjakan solat lima waktu, membayar zakat, menunaikan haji apabila mampu, berpuasa di bulan Ramadhan, berjihad dan lain-lain lagi. Bagi mu'min yang sabar, betapa berat sekali pun kewajipan itu, tetap dilaksanakannya denan hati yang ikhlas semata-mata mengharapkan keredhaan Allah, tanpa peduli dalam keadaan sakit, melarat atau sibuk. Orang yang sabar melaksanakan kewajipan bererti mendapat taufiq atau pertolongan dari Allah.


ii.Sabar menanggung musibah atau ujian. Terdapat pelbagai ujian yang silih berganti menimpa orang mu'min. Namun, jika mu'min itu bersabar menanggung musibah dan ujian disertai tawakkal kepada Allah, pasti jalan menuju kebahagiaan akan terbuka luas. Orang yang sabar menanggung musibah pasti memperolehi pahala yang besar dari Allah.


iii.Sabar menahan kezaliman orang terhadap dirinya. Di akhir zaman kini, kezaliman telah berleluasa menguasai umat Islam di mana-mana bahagian dunia ini. Terdapat banyak kezaliman yang dikenakan ke atas orang-orang mu'min yang ingin menegakkan keadilan dan kebenaran. Tetapi bagi mu'min yang sabar menahan kezaliman orang demi untuk melihat tertegaknya keadilan dan kebenaran, pasti dia termasuk di kalangan orang-orang yang dicintai Allah SWT.


iv.Sabar menanggung kemiskinan dan kepapaan. Banyak berlaku orang-orang yang diliputi kemiskinan akhirnya menjadi putus asa. Ada yang mengambil jalan mudah tanpa mempedulikan arahan agama dengan melakukan pekerjaan haram seperti merompak, mencuri, memeras-ugut, menipu dan lain-lain lagi. Ada pula yang menjadikan pekerjaan mengemis sebagai kariernya dan meminta sedekah setiap hari, tanpa ada usaha untuk bekerja kerana di dalam jiwanya telah diliputi rasa putus asa dan kecewa. Sebaliknya, mu'min yang sabar menanggung kemiskinan dan kepapaan dengan cara qanaah (cukup) dengan apa yang didapatinya dari pemberian Allah serta mensyukurinya, maka dia adalah orang yang kehidupannya sentiasa dilimpahi keredhaan dari Allah SWT.


xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Di dalam sebuah riwayat diceritakan bahawa pada zaman Rasulullah SAW, terdapat seorang isteri sahabat yang sangat sabar. Beliau ialah Ummi Sulaim isteri Abu Talhah. Mereka berdua mempunyai seorang anak yang sangat dikasihi. Pada suatu hari ketika Abu Talhah sedang berpergian, anaknya yang sedang sakit itu meninggal dunia. Pada hari Abu Talhah kembali ke rumah, beliau terus bertanya keadaan anaknya, tetapi Ummi Sulaim menyatakan bahawa anaknya telah sihat. Ia pun menyuruh suaminya makan dan setelah itu mereka pun tidur bersama. Selepas itu, barulah Ummi Sulaim menyusun kata-kata untuk memberitahu suaminya keadaan sebenar anak mereka.


Berkata Ummi Sulaim:


"Wahai Abu Talhah, bagaimanakah pendapatmu jika seseorang meminjamkan sesuatu kepada sebuah keluarga, tiba-tiba diminta kembali. Apakah keluarga yang meminjam itu berhak menolaknya?"


Abu Talhah menjawab: "Tidak boleh."


Ummi Sulaim pun berkata: "Kalau begitu, relakanlah puteramu kepada Allah."


Abu Talhah merasa marah kerana isterinya tidak memberitahu perkara sebenar itu terlebih dahulu. Keesokan harinya beliau pergi bertemu Rasulullah SAW untuk menyampaikan berita tersebut.


Sesampainya kepada Rasulullah SAW, baginda pun menegurnya: "Hai Abu Talhah, berpengantinkah kamu semalam?"


Jawab Abu Talhah: "Benar, ya Rasulullah."


Baginda bersabda: "Semoga Allah memberkati kamu berdua."


Mengikut tradisi jahiliyah, apabila seseorang anggota keluarga yang disayangi meninggal dunia, seperti anak misalnya, lalu yang masih hidup di antara mereka akan mengalami tekanan jiwa terutamanya si ibu yang kurang daya tahan diri. Biasanya, oleh kerana terlalu sedih, ibu itu akan meronta-ronta sambil menangis semahu-mahunya, bahkan kadang-kadang melakukan perbuatan yang dilarang syara' seperti merobek-robek pakaian, mencakar muka dengan kuku sendiri dan lain-lain lagi. Biasanya, perbuatan sedemikian dilakukan oleh orang-orang yang belum mengetahui hakikat sebenar faedah dan manfaat ujian Allah. Akibatnya, mereka tidak dapat menahan kesabaran.



adikku

"Kak, aku sedih. Tak ada duit.”, kedengaran suaranya yang kesedihan dihujung talian.


Hatiku jadi sayu, mengingatkan adik bongsuku ini yang berada jauh di Uitm Perlis. Seingat aku, dia tidak pernah begini. Tapi dek kerana gagal mendapat pinjaman PTPTN, dia sering dihimpit masalah kewangan. Dia hanya menantikan wang dari papa setiap bulan.


adik dan papa


“Dik, mahu dengar cerita tak?”, tanyaku padanya.


“Minggu lepas aku pergi ke sebuah kolej matrikulasi. Ku lihat ada 2 orang pelajar yang sibuk menelaah pelajaran, sedangkan kelas mereka hanya akan bermula keesokkan harinya. Aku jadi pelik mengapa mereka begitu bersemangat belajar. Rupa rupanya kau tau tak dik apa yang berlaku pada mereka?”, aku cuba memberi ruang untuk adikku mengagak.


“Tak tahu”, jawabnya ringkas.


Aku menyambung, “Mereka tidak ada duit dik, sudah 3 hari hanya makan biskut sahaja. Ibubapa mereka orang susah. Tidak bekerja. Mereka belajar bersungguh sungguh di surau kerana mahu melupakan rasa lapar yang mereka sedang rasakan ketika itu. Lagipula mereka mahu mengubah nasib keluarga mereka dengan belajar bersungguh sungguh”.


“Dik, sepanjang hidup kita, apa yang kita nak, selalunya kita akan dapat. Papa selalunya akan memenuhi semua keperluan kita. Tapi dik, pernahkah kau terfikir kenapa Allah menguji mu begini? Kerana Allah tahu, kesusahan itulah yang akan membuatkan kita menangis kepada Allah. Kerana kesempitan itulah, lantas baru kita mengingat Allah. Allah mahu kita merasa bagaimana rasanya insan insan lain yang hidup kesusahan”.


Dik, kau kenal kah seorang sahabat Rasulullah saw yang bernama, Abu Ubaidah bin Jarrah?


Pernah dengar bukan? Dia adalah panglima perang yang sangat digeruni oleh musuh musuh islam zaman itu. Mahu dengar cerita tentang Gubernur negeri syams ini?


Suatu hari Umar Al Khattab, ingin berkunjung ke rumah Abu Ubaidah. Lalu Abu Ubaidah bertanya, “Untuk apakah kau datang ke rumahku? Sesungguhnya aku takut kau tak kuasa menahan air matamu begitu mengetahui keadaanku nanti.”


Namun Umar memaksa. Akhirnya Abu Ubaidah mengizinkan Umar berkunjung ke rumahnya. Sungguh Umar terkejut. Ia mendapati rumah Sang Gubernur Syam kosong melompong. Tidak ada perabotan sama sekali.


Umar bertanya, “Hai Abu Ubaidah, di manakah penghidupanmu? Mengapa aku tidak melihat apa-apa selain sepotong kain lusuh dan sebuah piring besar itu, padahal kau seorang gubernur? Adakah kau memiliki makanan?” tanya Umar lagi.


Abu Ubaidah kemudian berdiri dari duduknya menuju ke sebuah ranjang dan memungut arang yang didalamnya. Umar pun meneteskan air mata melihat kondisi gubernurnya seperti itu.


Abu Ubaidah pun berujar, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah sudah kukatakan tadi bahwa kau ke sini hanya untuk menangis.”


Umar berkata, “Ya Abu Ubaidah, banyak sekali di antara kita orang-orang yang tertipu oleh godaan dunia.”


Suatu ketika Umar mengirimi uang kepada Abu Ubaidah sejumlah empat ribu dinar. Orang yang diutus Umar melaporkan kepada Umar, “Abu Ubaidah membagi-bagi kirimanmu.”


Umar berujar, “Alhamdulillah, puji syukur kepada-Nya yang telah menjadikan seseorang dalam Islam yang memiliki sifat seperti dia.”


Begitulah Abu Ubaidah. Hidup baginya adalah pilihan. Ia memilih zuhud dengan kekuasaan dan harta yang ada di dalam genggamannya. Baginya jabatan bukan aji mumpung buat memperkaya diri. Tapi, kesempatan untuk beramal lebih intensif guna meraih surga.


“Dik, marilah kita menjadi seperti Abu Ubaidah, kesempitan itu makin mendekatkan dirinya pada Allah. Dan kesenangan yang Allah berikan pada keluarga kita ini, kita jadikan kesempatan untuk kita meraih syurga Allah”


Aku sayang padamu dik, disaat kesempitan, mohonlah bantuan Allah, kemudian barulah bgtau aku, kakakmu.


Hakikat Sifat Ujub

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Sudah agak lama jari jemari ini tidak berirama menekan keyboard laptop aku ni.. rasa nya pada malam yang agak mendinginkan ini, ingin sekali aku menuliskan sesuatu sebagai peringataan untuk AKU sendiri sebenarnya.. serta untuk sesapa sahaja yang membaca entri ini…

Seperti biasa, buku kesayangan ku, ‘Tazkiyatun nafs’ karangan said hawwa menjadi rujukan. Kali ini aku terasa ingin membersihkan penyakit hati yang kelima dalam buku ini yaitu ujub ataupun dalam erti lain bermaksud membangga kan diri.

Belajar di sebuah universiti yang agak terkenal dan gah di Malaysia apalagi ada nya perkataan Petronas di belakangnya, sedar atau tidak kadang2 ini menjadi satu sarana yang agak mudah bagi syaitan membisikkan kata2 manisnya pada setiap hamba Allah yang menuntut di sini. Aku juga tidak terkecuali... cuba kalian bayangkan pada tahun kemasukan aku ke utp (lebey kurang 800 orang), hanya aku dan beberapa muslimah sahaja yang memakai tudung labuh..

“Kau lah perempuan yang paling bagus kat sini, menutup aurat dengan sempurna” demikianlah antara petikan kata2 syaitan pada aku.. astagfirullah hal azimm.. aku memohon keampuanan pada MU yang Allah, dan aku mohon Kau lindungilah aku dari bisikan syaitan laknatullah.

Rasulullah saw bersabda,
“Apabila kamu berjumpa dengan seorang yang memperturutkan sifat pelit, mengumbar hawa nafsu, mengutamakan dunia, dan selalu membanggakan pendapatnya sendiri, maka selamatkan dirimu” (at Tarmidzi).

Apabila seseorang berjangkit dengan penyakit ujub ini, maka dia akan mengalami kesulitan untuk bergaul dengan sesiapa sahaja dan bergabung dengan sesebuah jemaah.. Rasulullah saw memberikan nasihat bagi orang yang berpenyakit ujub ini untuk melakukan uzlah (menyendiri), sedangkan dalam setiap kesempatan Rasulullah saw selalu menganjurkan kpd umat baginda agr berjemaah, tolong menolong dan bekerja sama dalam kebaikan.

Allah berfiman :

"..... dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu ketika kamu menjadi congkak kerana banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun...." (9:25)

"...dan mereka pun yakin, bahawa benteng2 mereka akan dapat mempertahakan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka2..." (59:2)

"Yaitu orang2 yang telah sia2 perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahawa mereka berbuat sebaik baiknya..." (18:104)

Ibnu mas'ud berkata, "Kehancuran seseorang apabila melakukan 2 perkara; putus asa dan membanggakan diri."

Zaid bin Aslam berkata, "Jangan meyakini apa yang kamu kerjakan itu telah sempurna kerana itulah yang dinamakan ujub."

Basyar bin Manshur, salah seorang ahli ibadah yang selalu melakukan zikir dan mengingat kehidupan akhirat, suatu hari melakukan solat yang sangat lama. Di belakangnya ada seseorang yang melihat dan mengagumi ibadahnya. Setelah selesai, Basyar bin Manshur menghampiri orang itu dan berkata, “Jangan engkau kagum atas apa yang telah aku lakukan, kerana iblis (semoga Allah melaknatnya) telah beribadah bersama sma malaikat dalam waktu yang sangat lama, akan tetapi sekarang ia menjadi makhluk yang paling di laknat.”

Pengaruh negatif daripada sikap ujub ialah :
1. Sikap ujub membawa kepada sikap sombong (kibar).
2. Orang yang mempunyai sikap ujub gemar melupakan dan meremah remehkan dosa dosanya. Hal ini kerana ia menyangka telah melakukan ibadah dengan sempurna.
3. Orang yang bersikap ujub tidak mahu bermusyawarah dengan orang lain. Baginya dia lebih mengetahui daripada orang lain dan pendapatnya sahaja yang benar sedangkan pendapat orang lain salah.

Sebenarnya sikap ujub bermuara dari merasa drinya telah sempurna

suatu malam...

Semalam, sebelum tidur aku sempat membaca buku kesukaan ku yakni Tazkiyatun Nafs karangan said hawwa. Bila saja membuku buku tersebut, terpampang tajuknya Pembahagian Manusia dari segi Konsisten dalam Bertaubat. Mungkin Allah mahu aku meneliti semua di golongan manakah aku? Adakah aku benar benar telah bertaubat nasuha? Mari aku bawa kalian semua untuk kita sama sama muhasabah diri kita.

Tingkatan Pertama

Golongan di tingkatan pertama ialah mereka yang bertaubat dari maksiat yang pernah di lakukan secara total & konsisten sehingga lah mereka meninggal dunia. Bukan itu sahaja, mereka juga membayar seluruh ibadat yang ditinggalkan dulu & dihati mereka ni tak pernah terlintas sedikit pun untuk kembali kepada kemaksiatan kecuali kemaksiatan yang tidak mungkin dihindari oleh manusia biasa dan hanya dapat dilakukan oleh para nabi shj.

Inilah golongan yang istiqamah dalam bertaubat dan taubat mereka adalah taubat nasuha. Nafsu yang dimiliki oleh golongan ini adalah an nafsu al muthma’innah yang akan kembali kepada Allah dengan penuh keredhaan. Golongan ini di gambarkan oleh Rasulullah saw dalam hadith :

“Telah mendahului (masuk ke surga) orang yang menyendiri dan membiasakan dirinya dgn berzikir, hingga zikirnya dapat menghilangkan beban berat (dosa) yang ia tanggung, dan mereka akan berjalan pada hari kiamat dengan ringan.” (Tirmidzi)

Dari segi menundukkan syahwat, golongan ini terbahagi kepada dua; yakni orang yang bertaubat & syahwatnya telah ia tundukkan lalu ia tidak disibukkan dlm melakukan perlawanan terhadapnya. Kelompok kedua ialah orang yang bertaubat namun ia belum menundukkan syahwat secara total lalu ia terus menerus bermujahadah melawan syahwatnya.

Dari segi tempoh masa, amount & bentuk maksiat yang pernah dilakukan & tempoh masa taubat juga terbahagi kepada dua; yakni orang yang bertaubat & diberikan tempoh masa yang lama sebelum dia meninggal dunia untuk dia mujahadah, sabar, istiqamah, & byk melakukan kebaikan. Sementara orang yang bertaubat tetapi tidak lama kemudian dia meninggal dunia (seperti citer laki laki yang membunuh 100 orang tu..). Namun kelompok pertama lebih baik dari kelompok ke dua.

Demikianlah ciri ciri golongan manusia yang bertaubat yang mencapai tingkatan pertama. Aku tertanya tanya di dalam hati, apakah aku sudah berada di golongan ini?

Rasa sebak mula memenuhi segenap qalbu ku… aku teringat bagaimana keadaan diriku sebelum aku ditarbiyah. Aku mencari cari kebahagiaan hakiki. Aku pernah mencari pada cinta seorang lelaki, namun kegusaran & hipokrasi yang aku temui. Hanya penipuan, angan angan kosong dan kebodohan yang aku peroleh dari cinta seorang lelaki . Betapa bodohnya aku dulu… astagfirullah.. aku bertaubat padaMu Rabb.. tidak sesekali aku akan kembali pada lembah kehinaan itu.

Namun, aku rasa cukup bahagia kini.. tak mampu aku ungkapkan dengan kata kata betapa bahagianya diriku bila cinta Mu memenuhi setiap degupan jantung ku. Cinta pada Mu mengalir di setiap aliran darah ku. Matikan Ya Allah pada jalanMu. Kecintaan ku kini hanya pada Mu. Hanya untuk Mu…


Bersambung....