Ketulusan hati

Cintaku tak berdusta
Tak mengenal ingkar
Tak kenal nestapa
Cintaku hanya indah
Hanya bahagia untuk selamanya

Apa yg kurasakan ini
Persembahan untuk diri-Mu
Kau dengarkan kasihku

*
Mencintai-Mu tak mengenal waktu
Tak mengenal puitis
Hanya tulusnya hati
Mencintai-Mu tak mengenal ragu
Keyakinan hatiku hanya untuk diri-Mu
Selalu

Cintaku tak berdusta
Tak mengenal ingkar
Tak kenal nestapa
Tak ada seribu janji
Hanya bahagia untuk selamanya

Apa yg kurasakan ini
Persembahan untuk diri-Mu
Kau dengarkan kasihku

(Repeat *)

Apa yang kurasakan ini
Persembahan untuk diri-Mu
Kau dengarkan kasihku
Oooo

(Repeat *)


The month of Barokah

Alhamdulillah, finally i manage to settle down all the internship matters. Starting my new life at UTP as final year student. 1 more year to go. Insyaallah~


Today is 15 syaaban. Another 15 days to go, and we will finally celebrate the month of barokah, Ramadhan.

Sabda Rasulullah saw, "Apabila datang bulan Ramadhan, dibukakan pintu langit dan ditutup pintu neraka serta dibelenggu segala syaitan".

Getting closer to Ramadhon, making me feel very sad, rasa sayu, sedih, terharu. everything. Rindunya pada Allah. Begitu berharap pd cintaNya.

Begitu sayangnya Allah pd manusia yang hina dan banyak berbuat dosa, maka dikhususkan satu bulan yang mulia. Pada bulan ini lah Allah menjual pahala dgn begitu murah sekali. Dosa-dosa di ampunkan, dan pahala dilipat gandakan.


Redha

I'm here at the airport, alone. Feeling kinda sad but try to be redha. Redha when my sv still did not want to sign my report. Redha when i miss my flight.

Although its sound pretty hard to accept, but when I had done my best to go through dis... there's a relieve in my heart.

I didnot sleep last night, making ammendment for my report. At 5 am, really sleepy, but i open the TV, drink tea, but still after subuh, i sleep 30 minit.

Arrive at the office, I show him my report, then he say... "Tak capai standard langsung your report, mcam budak kecik buat krangan"... =) i just smile. Then, I said I have to go. He said that he didnot want to sign. So i just left the report to him.

I run, run, run and run. Sampai KL sentral, the bus driver said maybe I'm too late to go to LCCT, so ask me to take taxi wif RM90 fees.

I'm not going to give up, I said to myself. I have 1 hour left.

Finally I arrive 20 minute before departure, but as we all know, Air Asia always give promotion, so its time to pay back. The counter is just close. I beg, beg and beg.. but he just said, ..."saya dah keje 4 tahun kat sini, saya tau la system air asia camne"...
So, i had done my best.. Its time for me to sit, and think. Allah will not test me unless there's something He want to teach me. For me, money is nothing, but the feelin of closer to Allah is precious..

Tawakal kepada Allah Ta’ala ialah menyerahkan urusan kepadaNya, bergantung kepadaNya
dalam semua keadaan, berlepas diri daripada daya upaya sendiri dan bergantung sepenuhnya kepada daya dan kekuatanNya.

Manakala redha ialah berlapang dada atau menerima segala perkara dengan hati yang ikhlas terhadap sesuatu perkara yang telah ditentukan oleh Allah.

Salah satu takrif redha adalah seperti yang disebutkan oleh Ibnu ‘Athoillah as-Sakandari “ Redha ialah hati meyakini qadimnya pilihan Allah Ta’ala terhadap hambaNya iaitu meninggalkan sifat marah ”

Sebuah pengakuan

Tersebutlah kisah seorang sahabat yg baru kembali dari medan perang. Saat berada di pintu rumahnya, secara tidak sengaja tiba-tiba nampak olehnya betis seorang perempuan. Perempuan itu adalah istri sahabatnya yg ketika itu sedang bertamu di rumahnya. Seketika itu juga ia melompat keluar dari pintu dan berlari meninggalkan rumahnya, menuju tempat yg sepi, selama bertahun-tahun, untuk bertaubat kepada Allah SWT atas ketidaksengajaannya itu. Rintihan taubatnya itulah yg sekarang sering kita dengar dalam syair Al-I'tiraf.

Tuhanku... aku tidak layak memasuki syurga Firdaus
Dan aku pun tak mampu menahan siksa api Neraka

Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya Engkaulah Pengampun dosa-dosa besar

Dosa-dosaku amatlah banyak bagai butiran pasir Terimalah taubatku, wahai Yang Maha Agung

Umurku berkurang setiap hari, sedangkan dosa-dosaku terus bertambah
Bagaimana aku sanggup menanggungnya?

Tuhanku... hamba-Mu yg durhaka ini datang bersimpuh menghadap-Mu
Mengakui dosa-dosa dan menyeru memohon kep
ada-Mu

Bila Kau mengampuni, Engkaulah Sang Pemilik Ampunan
Bila Kau campakkan aku, kepada siapa aku mesti berharap selain dari-Mu?

Begitu bertaqwanya Sahabat ini. Begitu takutnya ia kepada Allah atas kekhilafannya, walaupun tak sengaja. Ia menyesal, mengapa sampai terjadi hal yg hina itu padanya? Tentu ada maksud Allah. Mungkin ini sebagai hukuman Allah karena iapun masih suka berbuat begitu, oleh sebab itu Allah pertemukan perkara itu dengannya. Perasaan itu membuat ia begitu takut dan malu dengan Allah, sehingga ia menghukum dirinya sendiri dan tidak mau pulang ke rumahnya selagi dirinya belum bisa menjadi manusia yg baik, sebaik yg Allah kehendaki.


Sahabat yg mulia ini, adalah seorang tokoh yg terkenal dengan cerita-ceritanya yg lucu. Namun sebenarnya ia adalah seorang pujangga, penyair besar di zaman Abbasiyah. Dialah Abu Nawas.

Bagaimana pula dengan diri kita? Melakukan banyak sekali dosa-dosa, bukan sahaja tidak merasa malu tapi merasa bangga pula.



Cinta Tertinggi

Kita bukanlah manusia yg sempurna. Seringkali hati kita lalai kerana dunia ini sentiasa menghidangkan kenikmatan sementara.

Ketahuilah wahai saudara ku, sesungguhnya jika engkau ingin bahagia yang sebenar, maka belajarlah untuk mencintai Allah.

Tidak salah jika engkau mencintai ibumu, bapamu, keluargamu, sahabatmu, tetapi janganlah kecintaaan kepada manusia dan dunia melebihi cintamu kpd Allah.

Kecintaan kepada Allah akan membawa kepada bahagia yang hakiki, sedangkan kecintaan yg berlebihan kpd manusia dan dunia akan menjerumuskan dirimu ke lembah kehinaan dan kesengsaraaan.

Utk mendapatkan cinta Allah, ada 10 hal yg bisa engkau amalkan.

Pertama, membaca Al Qur’an dengan merenungi dan memahami maknanya. Hal ini bisa dilakukan sebagaimana seseorang memahami sebuah buku yaitu dia menghafal dan harus mendapat penjelasan terhadap isi buku tersebut. Ini semua dilakukan untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh si penulis buku. [Maka begitu pula yang dapat dilakukan terhadap Al Qur’an, pen]

Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah, setelah mengerjakan ibadah yang wajib. Dengan inilah seseorang akan mencapai tingkat yang lebih mulia yaitu menjadi orang yang mendapatkan kecintaan Allah dan bukan hanya sekedar menjadi seorang pecinta.

Ketiga, terus-menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya. Ingatlah, kecintaan pada Allah akan diperoleh sekadar dengan keadaan dzikir kepada-Nya.

Keempat, lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya. Begitu pula dia selalu ingin meningkatkan kecintaan kepada-Nya, walaupun harus menempuh berbagai kesulitan.

Kelima, merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah. Oleh karena itu, mu’athilah, fir’auniyah, jahmiyah (yang kesemuanya keliru dalam memahami nama dan sifat Allah), jalan mereka dalam mengenal Allah telah terputus (karena mereka menolak nama dan sifat Allah tersebut).

Keenam, memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah faktor yang mendorong untuk mencintai-Nya.

Ketujuh, -inilah yang begitu istimewa- yaitu menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.

Kedelapan, menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Qur’an). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.

Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat. Kemudian dia pun tidaklah mengeluarkan kata-kata kecuali apabila jelas maslahatnya dan diketahui bahwa dengan perkataan tersebut akan menambah kemanfaatan baginya dan juga bagi orang lain.

Kesepuluh, menjauhi segala sebab yang dapat mengahalangi antara dirinya dan Allah Ta’ala.